RSS

Keseimbangan Hidup

Kemarin, nemu gambar serupa di profil BB temen, bagus banget kata-katanya. Setelah coba browsing, ternyata ada yang lebih komplit, bener-bener menohok. 😦

Entah siapa yang menulis, yang jelas terima kasih sudah mengingatkan. πŸ˜€

Ini bukan tentang lebih tua, seumuran, atau lebih muda
Ini tentang menyeimbangkan hidup dan bisa berjalan beriringan

Yang memberi kedamaian di hati, kenyamanan di sisi, dan kasih sayang tiada henti
Tentang tertawa bersama, saling mensupport, mendoakan satu sama lain, berbicara lepas tanpa berpikir ini pantas atau tidak

Ketika dunia begitu kejam, dia menjadi tempatmu untuk selalu pulang
Yang bisa membuatmu sangat sabar dan berusaha mengerti meski sulit

Menerimamu apa adanya meskipun kamu cuma seadanya
Wajah mungkin tak rupawan, tapi kebersamaan dengannya itu sesuatu yang kamu yakin harus kamu perjuangkan

Masa lalunya tidak kamu persoalkan karena tahu itu yang membentuknya sekarang
Kekurangan masing-masing adalah tugas bersama untuk belajar saling menerima dan memperbaiki agar jadi lebih baik

Tentang dia, yang kamu ikhlas seumur hidup menjadi imam/makmumnya
Membuatmu bangga menjadi ayah/ibu dari anak-anaknyaΒ 

@en_deen

# Laikdis :mrgreen:

 
7 Comments

Posted by on February 21, 2014 in Pengen Nulis

 

Tags: , , , ,

Dilema?

Kamu tinggal dimana sekarang?

Kalau pagi pulang ke rumah, beres-beres rumah dan buka warung, terus ntar sore balik ke rumah mertua, begitu setiap harinya.

Apa ga capek bolak-balik terus kayak gitu? Kenapa ga tinggal dirumah aja, kan kerjaanmu disini, jadi ga usah bolak-balik.

Maunya begitu, tapi disana juga ga bisa ditinggal begitu aja. Bapak dan emak mertua sudah sepuh. Jadi mau ga mau ya memang harus begini.

Terus nanti kalau kamu hamil gimana, tiap hari perjalanan kesana-kemari naik motor sendiri, bisa-bisa keguguran?

Hadooohh, hamil juga belum mikirnya sudah negatif saja. Kenapa tidak bilang, Yah semoga kamu kuat dan nanti kalaupun kamu hamil semoga semua baik-baik dan sehat-sehat saja, bukankah begitu lebih enak didengarnya? 😐

Tentang kuat/tidak, benih janin jadi/tidak, itu sudah diluar kuasa manusia. Banyak yang terlalu dimanja, dieman-eman jadinya rimpi, dan tidak sedikit pula yang masih beraktifitas seperti biasa, yak-yak’an kesana-kemari juga kuat-kuat saja. :mrgreen:

Semua tergantung kesiapan fisik dan psikis masing-masing, kalau yakin kuat, Insya Allah kuat. Semoga πŸ˜€

@en_deen

#hopeful πŸ™‚

 
14 Comments

Posted by on November 26, 2013 in Pengen Nulis

 

Tags: , , ,

(When) The Dreams Come True

Β Suatu hari seorang anak madrasah aliyah pernah berangan-angan;

Kalau kelak ada orang yang menyatakan perasaan padanya, akan langsung ditantang untuk menemui kedua orang tuanya. Langsung menikah, tidak perlu pacaran.

Lalu, ketika jalan-jalan di pasar bersama teman-teman sekolah, dia melihat istri pedagang pigura berbicara “boso” dengan suaminya. Dalam hati si anak itu bilang;

Ah besok aku pengen “boso” sama suami, tapi kalau sudah kenal pasti malu, harusnya yang ga kenal sekalian. :mrgreen:

Seiring berjalannya waktu, mungkin si anak itu lupa, tapi tanpa disadari semua angan dan mimpinya kala itu sudah merangkai anak tangga hingga ke langit. Dan Allah mewujudkannya beberapa tahun kemudian.

Tentang sebuah perjalanan .…

Kenapa orang-orang selalu bertanya “kapan menikah?”, lalu ketika dijawab, “Itu rahasia Allah”, pasti bilang, “Tapi kalau tidak diusahakan ya tidak akan dapat“. Tapi kalau pertanyaannya dibalik, “kapan kalian mati?” dan dijawab “itu rahasia Allah”, kenapa tidak ada yang sok bijak bilang, “Tapi kalau tidak diusahakan, kalian tidak akan mati.” πŸ˜‰

Apakah air itu selalu mengalir ke bawah?

Tidak. Absolutely tidak.

Letakkan baskom berisi air, lantas taruh ujung selendang/kain panjang/tissu gulung di air tersebut, satu ujungnya gantungkan di dinding, maka dengan menakjubkan, bagian atas kain/tissu tersebut akan basah.

Air merambat naik–padahal tidak punya kaki, tidak punya tangan.Nah, banyak sekali orang yang bilang: hal-hal di dunia ini kalau tidak diusahakan dicari ya tidak akan dapat. Itu benar.

Tapi apakah selalu harus diusahakan? Tidak. Absolutely tidak.

Dalam urusan jodoh misalnya, logikanya bisa terbalik sekali seperti air merambat naik.

Percayalah, perbaiki kualitas kita masing-masing, maka dengan sendirinya datang jodoh yang baik.

*Tere Lije

Read the rest of this entry »

 
23 Comments

Posted by on October 27, 2013 in Pengen Nulis

 

Tags: , , ,

Tes Urine

Suatu hari, seorang perempuan ada jadwal periksa kesehatan dan tes urine di sebuah Puskesmas. Setelah masuk ruang Laboratorium, petugasnya bilang;

Pipis dulu nggih mba”,

“Nek mboten pengen pipis terus pripun, pak?”, :mrgreen:

“Yo. dipipiske terus ngko nek ujug-ujug positif, aku di sengeni KUA ne piye?”,

“Wong mboten nate nopo-nopo kok positif”

“Moso?, ga tau diambung (dicium)?”

“Weleh, mung salaman tok pak” πŸ˜€

“Bojonem wong pondok’an?”

“Mboten, wong nembe kenal kok, mboten nate nopo-nopo”

“Lha kok kawin?”

“Lhooo jodoh, pak”

Ditinggal sebentar ke kamar mandi dan kembali membawa urine. Petugasnya kembali berkomentar.

“Wong nyekel pipise dewe kok kiding-kiding, opo meneh pipise bojone”

“Lho pak, niki lho najis”

Dan … petugasnya terdiamΒ  πŸ˜›

Tidak semua hubungan harus diwarnai dengan pegang-pegangan, ciuman dan kawan-kawannya, bukan?

Jangan mendiskon kehormatan perasaan dan diri kita begitu rendahnya.

Apalagi diobral habis-habisan.

Tenang saja, akan datang seseorang yang bisa menilai betapa mahalnya harga seseorang yang bisa menjaga diri.

*Tere Liye

Kalau pasangan bisa mengerti dan menghormati batas-batas yang seharusnya, bukankah itu lebih baik? Kenapa harus heran? πŸ˜‰

#think 😐

 
15 Comments

Posted by on September 15, 2013 in Pengen Iseng

 

Tags: ,

Mimpi? Bolehlah

Suatu hari seorang anak madrasah aliyah pernah berangan-angan;

Kalau kelak ada orang yang menyatakan perasaan padanya, akan langsung ditantang untuk menemui kedua orang tuanya. Langsung menikah, tidak perlu pacaran.

Kenapa?

Karena dia tidak ingin seperti teman-temannya, pacaran sana sini, pegang sana pegang sini, ganti sana ganti sini, cium sana cium sini. Bukan sok suci, tapi ini tentang prinsip. Malu sama kerudung, apalagi dia pernah tinggal di pesantren meski hanya beberapa tahun saja. Disana pun dia tidak termasuk anak yang pinter-pinter banget, tidak ‘alim-alim banget, tulalit malah, termasuk kuper :D, tapi alhamdulillah bisa membuatnya mengerem diri untuk tidak terbawa arus teman-temannya waktu itu.

Di dunia nyata, dia tidak pernah nampak dekat dengan pria manapun, tapi di dunia maya temannya sangat banyak, laki-laki juga perempuan. Hanya saja orang-orang disekelilingnya tidak pernah tahu, karena memang teman-temannya saling berjauhan dan tidak terlihat ada yang bertandang ke rumahnya, apalagi laki-laki. πŸ˜‰

Mungkin hal tersebut, yang membuat orang-orang disekitar menganggapnya aneh, tidak punya teman, selalu menyendiri, mengurung diri hingga menjauhkannya dari jodoh. Ah, jangan melihat buku hanya dari sampulnya …. 😐

Selain itu, ketika sedang berjalan-jalan di pasar bersama teman-temannya, dia melihat istri pedagang pigura berbicara pada suaminya dengan β€œboso”. Dalam hati dia bergumam;

Wah besok kalau punya suami, aku pengen “boso” kayak gitu, tapi kalau sudah kenal pasti malu, bagusnya kalau sama yang tidak kenal sekalian

Seiring berjalannya waktu, mungkin si anak sekolah itu lupa dengan semua angan dan mimpi-mimpinya, tapi tanpa disadari, angan dan mimpinya itu telah merangkai anak tangga hingga ke langit, dan Allah mewujudkannya belasan tahun kemudian. Subhanallah

@en_deen

#Jangan takut bermimpi πŸ˜€

 
20 Comments

Posted by on August 2, 2013 in Pengen Nulis

 

Tags: ,

Menghitung Hari

Dalam tradisi adat Jawa, selalu ada perhitungan hari baik. Setiap akan menggelar acara-acara besar, para sesepuh keluarga meminta untuk mencocokkan hari lahir, hari kematian anggota keluarga dan sebagainya. Entah bagaimana rumus dan apa dasarnya, yang jelas mereka selalu berusaha menghindari perhelatan dihari kematian salah satu anggota keluarga. Barangkali mereka tidak ingin bersenang-senang di hari yang (pernah ada) kesedihan dalam keluarga mereka. Maybe πŸ˜€

Lalu bagaimana dengan pernikahan? Para sesepuh juga susah payah mencocokkan hari lahir dan weton dari masing-masing calon pengantin. Ketika perhitungan menurut mereka pas, maka pernikahan boleh dilanjutkan. Tapi ketika perhitungannya dirasa tidak pas, bisa jadi pernikahan itu tidak boleh dilaksanakan. Nah ini yang repot :D, ada yang benar-benar patuh mengikuti aturan tersebut dan harus rela menggagalkan semua rencana pernikahannya. Dan ada juga yang menempuh jalan lain, dengan dilempar ke salah satu anggota keluarga. Jadi, bukan keluarga inti yang mengadakan perhelatan nantinya, bisa jadi keluarga yang lain.

Memang terdengar ribet, tapi itu tradisi dan kepercayaan orang-orang terdahulu. Kalau mereka meyakini, itu hak mereka. Karena apa yang diyakini, itulah yang akan terjadi.

Manut saja sama para sesepuh, daripada dianggap durhaka :mrgreen:, yang penting percaya sama Allah. Bukankah semua hari adalah baik? Kalau memang sudah jalannya, ndilalah ya cocok semua. Berarti kalau ada yang terpaksa harus digagalkan, memang belum jalannya. Itu saja sih πŸ˜€

@en_deen

#ngomyang πŸ˜†

 
10 Comments

Posted by on July 21, 2013 in Pengen Cerita

 

Menikah vs Mencinta

Ada beberapa kisah yang bisa dijadikan renungan dan diambil pelajaran. Mana yang harus didahulukan, menikah atau mencintai?

Kisah pertama

Tentang sebuah keluarga yang menikah tanpa didasari rasa saling mencintai terlebih dahulu.

Sebut saja namanya Mr. A, seorang yang cukup mumpuni ilmu agamanya. Di dasari dengan niat untuk menyempurnakan agama, Mr. A memberanikan diri untuk melamar seorang perempuan yang belum begitu dikenalnya. Hanya sebatas tahu kalau itu orangnya, rumahnya disini, anakanya pak ini dan bu itu. Tanpa didasari rasa saling mencintai, tanpa adanya proses pacaran, karena takut melanggar agama.

Ternyata lamaran Mr. A diterima oleh perempuan tersebut, yang sebelumnya sudah solat istikhoroh beberapa kali sebelum menerima Mr. A. Resepsi pernikahan pun dilangsungkan dengan acara yang sederhana.

Yang dirasakan di awal pernikahan adalah rasa canggung, mungkin karena sebelumnya belum mengenal akrab dan belum ada rasa saling mencintai. Tetapi rasa canggung itu bisa dihilangkan dengan canda tawa dan gurauan di antara mereka berdua.

Dengan bekal ilmu agama yang mumpuni dan keimanan yang insya Allah kuat, akhirnya rasa saling mencintai pun selalu tumbuh di hati mereka. Rasa mencintai yang tulus, tulus untuk membina keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah. Rasa cinta yang tulus, saling memahami kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Jika ada orang lain yang melihat, insya Allah akan sangat mendambakan keluarga seperti ini. πŸ˜€

Satu pelajaran berharga;

Sebelum menikah, membutuhkan kepahaman agama yang kuat, niat yang benar, dan implementasi dari ilmu agama yang sudah diperoleh. Bukan hanya karena sudah ingin menikah, tetapi juga butuh kesiapan lahir dan batin.

Kisah kedua

Masih tentang sebuah keluarga yang menikah juga tanpa didasari rasa saling mencintai terlebih dahulu. Dengan niat menikah yang sama dengan kisah yang pertama, yakni untuk menyempurnakan agama dan keimanan. Sepenuhnya mereka meminta bantuan kepada orang yang mereka percayai untuk mencarikan pendamping hidup. Alhasil, mereka pun dipertemukan, dan setelah itu terjadi proses lamaran dan dilanjutkan dengan resepsi pernikahan.

Saat ini hampir dua puluh tahun mereka membina sebuah keluarga. Banyak lika-liku kehidupan rumah tangga yang sudah mereka alami. Cobaan ekonomi, keimanan, anak dan banyak cobaan lain yang Allah berikan untuk menguji keluarga ini. Mereka sadar memang selama ini mereka tidak dekat dengan Allah, masih banyak perintah yang belum mereka kerjakan. Mungkin hal itulah yang menyebabkan cobaan terus datang silih berganti.

Selama sekian tahun menikah itu pula, ternyata tidak tercipta sebuah keluarga yang sakinah mawaddah. Seakan-akan mereka hanya mempertahankan keluarga ini demi anak-anak, dan untuk menjaga nama baik keluarga. Bahkan suatu ketika sang istri mangatakan ”Mungkin Allah memang tidak akan memberikan sakinah dan mawaddah untuk keluargaku. Banyak sekali cobaan dalam hidup ini, ekonomi, anak, suami, dan banyak lagi yang rasanya menjadi sangat berat untuk mempertahankan keimanan. Dan semua itu kusimpan sendiri, entah sampai kapan aku kuat menahan semua ini. Tetapi setidaknya Allah masih memberikan rahmat di keluarga ini. Ketika aku dan suamiku berjauhan, kami merasa ada yang hilang, ada sesuatu yang kurang, tetapi ketika kami bersama seakan-akan tidak ada cinta di antara kami. Tetapi sudahlah, mungkin ini memang qodarku, mungkin inilah cara Allah menguji keimananku, mungkin dengan cara inilah Allah mengingatkanku bahwa aku dan suamiku masih sangat sedikit menjalankan perintah Allah. Akan tetap kujalani kisah ini, tetap kutaati suamiku, tetap kupertahankan keluarga ini”. Benar-benar jawaban dari seorang istri yang luar biasa.

Suatu pelajaran lagi;

Ketika kita kelak menjadi seorang suami/istri, terbukalah dengan pasangan kita. Sharing semua masalah yang kita hadapi dengan keluarga, jangan dipendam sendiri, karena barangkali salah satu dari anggota keluarga kita akan mengusulkan jalan keluar yang terbaik dari masalah yang kita hadapi.

Kisah ketiga

Tentang keluarga yang menikah tanpa didahului dengan rasa saling mencintai. Dengan niat awal yang masih sama dengan niat pada kisah pertama dan kedua. Mereka juga menikah tanpa saling mengenal terlebih dahulu, apalagi saling mencintai. Diperkenalkan, lamaran, dan langsung menikah.

Sayang sekali, dengan ilmu dan kepahaman agama yang belum cukup, keluarga mereka tidak berjalan secara harmonis. Dengan menikah sebenarnya seorang muslim sudah menyempurnakan setengah keimanan dan 2/3 agamanya, hanya tinggal menyempurnakan setengah iman dan 1/3 agama sisanya. Dengan hadirnya pendamping hidup, seharusnya mereka bisa saling menasehati, saling mengingatkan apabila masih ada kewajiban, masih ada perintah dari Allah Rosul yang belum dikerjakan oleh salah satu dari mereka. Tetapi ternyata hal itu tidak pernah dilakukan. Lebih dari 7 tahun mereka membangun sebuah keluarga, justru mereka terasa semakin menjauh dari jalan agama. Entah sang suami tidak mampu menasehati istrinya, atau sang istri yang susah dinasehati oleh suaminya. Wallohu a’lam.

Kisah mereka pun berujung pada perceraian setelah lebih dari 7 tahun membangun keluarga. Bukan tidak ada usaha untuk menyatukan keluarga ini, mereka sudah sering berkonsultasi terhadap orang yang mereka anggap lebih mumpuni ilmunya, lebih berpengalaman dalam membina keluarga. Tetapi memang qodarulloh berkata lain, keluarga ini memang sudah tak terselamatkan lagi. Na’udzubillahi min dzalik

Satu pelajaran;

Menikah itu butuh ilmu dan kepahaman agama yang kuat. Menikah bukan hanya tentang melampiaskan nafsu, menikah itu bukan sebuah permainan, menikah itu untuk membangun sebuah keluarga. Jadi, pahamkan dulu diri kita sebelum menuju ke pelaminan. Cari dulu ilmu agama yang cukup, karena kelak kita harus mengajari anak-anak kita tentang semua hal, dan itu akan dipertanggungjawabkan sampai di akherat.

Kisah keempat

Tentang sebuah keluarga yang menikah dengan didasari memang sudah saling mencintai satu sama lain sebelum menikah. Mungkin karena intensitas bertemu yang sangat sering, perasaan saling menyukai tumbuh diantara mereka berdua. Namun mereka tidak melampiaskan perasaan mereka dengan cara berpacaran atau pun yang lainnya. Mereka hanya sebatas saling mengetahui bahwa mereka saling menyukai satu sama lain. Komunikasi di antara mereka pun berlangsung biasa saja, tanpa pernah pergi berdua-duaan atau hal-hal yang berbau pacaran lainnya. ”Takut ada setan yang merasuk mas”, katanya. Kalau terpaksa ada sesuatu yang penting yang harus dibicarakan, mereka tidak akan pergi berdua, tetapi bertiga, supaya ada orang lain yang menjadi saksi bahwa mereka tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.

Karena takut melanggar peraturan agama dan juga diniati karena Allah untuk menyempurnakan agama dan keimanan, akhirnya mereka memutuskan untuk segera menikah. Pernikahan pun dilangsungkan secara sederhana. Namun sebelum menikah, mereka sepakat untuk mentaubati dosa-dosa yang mungkin tanpa sengaja sudah mereka lakukan selama mereka melakukan pedekate. ”Supaya nantinya Allah paring kebarokahan untuk keluarga kami”.

Di sinilah perbedaan dengan kisah yang pertama, karena mereka memang sudah benar-benar saling mengenal dan saling menyukai satu sama lain, maka di awal-awal usia pernikahan, mereka sudah tidak canggung lagi untuk menyampaikan sesuatu hal kepada pasangannya. Paling tidak, sudah sedikit lebih mengerti tentang sifat, sikap, dan karakter pasangannya.

Alhamdulillah semuanya berjalan lancar seperti yang mereka inginkan. Bisa membangun sebuah keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah, dengan dikaruniai anak-anak yang solih solihah.

”Nikah itu hanya 1 % nikmatnya, yang 90 % nikmat banget. Kalau salah ada yang mengingatkan, kalau istri salah juga suami punya kewajiban untuk mengingatkan. Kalau suami tidak suka dengan sesuatu hal yang dilakukan oleh pasangan, maka harus berbesar hati untuk menerimanya, menutupi dengan kelebihan yang dia miliki. Itulah konskuensi dari sebuah keputusan yang diambil : menikah”, kata sang suami ketika diminta untuk berbagi ilmu tentang pernikahan yang sudah dia jalani.

Satu hal lagi yang menarik;

Taubati dulu dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelum menikah, insya Allah akan diberikan kebarokahan dalam membina rumah tangga.Β  Amiiiin…

Kisah Kelima

Tentang keluarga yang sebelum menikah sudah saling mencintai satu sama lain. Mereka menjalin hubungan sejak masih usia remaja. Sudah sering jalan berdua layaknya orang pacaran lainnya. Karena takut terjadi pelanggaran agama yang sangat berat, akhirnya orang tua dari pihak laki-laki maupun perempuan sepakat untuk segera menikahkan putra-putri mereka.

Pernikahan pun berlangsung cukup meriah. Awal usia pernikahan, rumah tangga mereka baik-baik saja. Namun ketika usia rumah tangga mereka menginjak usia 7 tahun, ternyata terjadi sebuah konflik cukup panas. Dengan bekal kepahaman agama yang kurang, dan juga sebelum menikah mereka sudah menerjang larangan-larangan agama, akhirnya Allah memberikan ujian yang cukup berat. Sang suami ternyata memiliki wanita idaman lain. Dan sang istri tidak mau terima, akhirnya minta diceraikan. Cinta di antara mereka yang dulu membara, ternyata membeku di usia pernikahan yang ke tujuh tahun. Seperti kata pepatah ”Cinta yang sangat membara akan berakhir beku seperti es”.

Ada pelajaran lagi yang bisa diambil;

Cintailah dengan sederhana, jangan berlebihan. Dan janganlah melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama sebelum dilangsungkannya pernikahan, kelak hal itu hanya akan menyebabkan rumah tangga tidak diberi kebarokahan oleh Allah.

Penilaian manakah yang lebih baik, menikah dulu baru mencintai atau mencintai dulu baru menikah. Silahkan anda mengambil penilaian sendiri dari kisah-kisah di atas. Semua ada positif negatifnya, yang jelas ketika memilih pasangan hidup, lihatlah dulu agamanya. Seperti yang sudah diwasiatkan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa perempuan itu dinikahi karena 4 hal, hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Ketika menikahi seseorang hanya dengan melihat 3 hal yang pertama, maka akan rusak. Maka nikahilah seseorang dengan terlebih dahulu lihat bagaimana agamanya.

Demikian cerita ini di-COPAS mentah-mentah dari sini :-P. Buat menyentil kuping siapa saja, kalau boleh. :mrgreen:

Semoga bermanfaat

@en_deen

#plaaaaaaaaakkkk πŸ˜€

 
26 Comments

Posted by on June 11, 2013 in Pengen Disentil

 

Tags: ,

Personality vs Mistik

Tiap orang memiliki tipe kepribadian yang berbeda-beda. Ada tipe kepribadian ekstrovert, ada juga tipe kepribadian introvert.

Disini dijelaskan bahwa:

Introvert adalah karakteristik watak yang tenang, pendiam, suka menyendiri, suka termenung, dan menghindari resiko.Β 

Ciri-ciri kepribadian introvertΒ adalah pendiam, pemalu, mawas diri, gemar membaca, suka menyendiri dan menjaga jarak kecuali dengan teman yang sudah akrab, cenderung merencanakan lebih dahulu – melihat dahulu – sebelum melangkah, dan curiga, tidak suka kegembiraan, menjalani kehidupan sehari-hari dengan keseriusan, dan menyukai gaya hidup yang teratur dengan baik, menjaga perasaannya secara tertutup, jarang berperilaku agresif, tidak menghilangkan kemarahannya, dapat dipercaya, dalam beberapa hal pesimis, dan mempunyai nilai standar etika yang tinggi.

Sedangkan ekstrovert adalah karakteristik watak peramah, suka bergaul, suka menurutkan kata hati, dan suka mengambil resiko.
Ciri-ciri kepribadian ekstrovertΒ adalah mudah bergaul, suka pesta, mempunyai banyak teman, membutuhkan teman untuk bicara, dan tidak suka membaca atau belajar sendirian, sangat membutuhkan kegembiraan, mengambil tantangan, sering menentang bahaya, berperilaku tanpa berpikir terlebih dahulu, dan biasanya suka menurutkan kata hatinya, gemar akan gurau-gurauan, selalu siap menjawab, dan biasanya suka akan perubahan, riang, tidak banyak pertimbangan (easy going), optimis, serta suka tertawa dan gembira, lebih suka untuk tetap bergerak dalam melakukan aktivitas, cenderung menjadi agresif dan cepat hilang kemarahannya, semua perasaannya tidak disimpan dibawah kontrol, dan tidak selalu dapat dipercaya.

Dalam hal pergaulan pria dan wanita, disini dijelaskan sebagai berikut:

Seorang ekstrovert memiliki keuntungan tersendiri. Berkenalan dengan lawan jenis (approach) atau meminta no HP bukan perkara yang sulit bagi mereka. Namun dalam hal dating tipe ekstrovert biasanya lebih sulit untuk membina suatu hubungan personal yang lebih dalam dengan seseorang.

Introvert cenderung lebih sulit melakukan approach, tetapi dalam hal dating mereka lebih unggul karena mereka biasanya bisa membuat suatu hubungan personal yang lebih dalam. Di sinilah keunggulan seorang introvert. Ketika berinteraksi dengan seorang introvert, arah pembicaraan akan lebih dalam, berbeda dengan ekstrovert yang lebih general.

Mengapa demikian?

Seorang introvert seringkali disibukkan dengan dirinya sendiri dan kurang peka terhadap lingkungannya. Pada akhirnya lingkungannya juga tidak dapat menerima seorang introvert dengan baik. Mereka tahu apa yg mereka mau namun sulit untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain. Hal ini membuat orang introvert seringkali dicap sebagai orang aneh. Untuk mengerti pemikiran seorang introvert maka anda harus meluangkan waktu lebih banyak untuk berkomunikasi dengannya. Inilah mengapa ketika kita berbicara dengan seorang introvert maka kita akan diajak menuju pembicaraan yang lebih dalam.

Di lain pihak mereka yg ekstrovert terampil dalam melakukan perjalanan ke dunia luar. Mereka dengan leluasa dapat berinteraksi dengan banyak orang. Membuat orang lain terkagum-kagum dan menyukainya. Pembicaraan seorang ekstovert juga biasanya general, artinya bersifat umum.

Bagian dari sifat introvert adalah kesulitan dalam bergaul, ketika ada pengalaman yang tidak menyenangkan dalam pergaulan, seperti tersisih dari pergaulan, penolakan teman-teman sebaya masa kecil, akan menimbulkan trauma tersendiri ketika beranjak remaja hingga dewasa.

Bertemu dengan orang-orang baru yang belum pernah kenal sebelumnya, juga dapat memunculkan perasaan kecil hati, minder, malu, takut, tidak percaya diri, sensitif, dan lain sebagainya. Apalagi yang pernah mengalami penghinaan secara fisik, dapat menambah perasaan down dan menarik diri dari pergaulan.

Kurangnya support keluarga, kurangnya intensitas komunikasi hati ke hati dengan keluarga, tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan besar baik yang menyangkut dirinya sendiri ataupun anggota keluarga lain, tidak bisa menjadi pendengar yang baik baginya, membuat seorang introvert merasa keberadaanya tidak berarti meski dalam rumah sendiri. Sehingga, dia berusaha mencari orang yang mau dan mampu menopang kerapuhannya.

Situasi tersebut, bisa menimbulkan anggapan bahwa seorang introvert pilih-pilih dalam berteman. Yah, mereka memilih teman yang bisa menerima dirinya utuh dengan segala kekurangan dan kelebihannya, yang tidak pernah melukai hatinya dengan ejekan-ejekan yang menjatuhkan mentalnya. Dan pastinya, dia akan menghindari teman yang dapat memutar kembali memori buruk di masa lalu.

Ketika menemukan teman yang mau mendengar segala cerita remeh temeh hingga masalah besar lainnya, dapat membantu menumbuhkan kembali percaya dirinya, memberi perhatian-perhatian yang belum pernah didapatkan sebelumnya, menggembleng ketahanan mentalnya, dapat membuat seorang introvert merasa hidupnya lebih bersemangat dan berarti.

Lalu bagaimana ketika dalam perjalanannya, seorang introvert mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan, pasangan, kesejahteraan hidup, dikait-kaitkan dengan hal-hal yang berbau mistik, seperti diganggu makhluk halus dan sebagainya???

Hallooo come on, open your mind … it’s just about personality not mystic. 😐

Lihatlah setiap hal dari sudut pandang yang berbeda. Bukan sesajen yang dibutuhkan, tapi telinga dan hati yang siap untuk mendengarkan.

@en_deen

# It’s justΒ  a unique, not freak πŸ˜‰

 
16 Comments

Posted by on June 5, 2013 in Pengen Mikir

 

Tags: , ,

Arti Hadir

Belasan tahun lalu, pernah berangan-angan ingin memiliki seorang kakak cowok, pasti seru kalau bisa diajak bercerita panjang lebar, bisa memberi support dan solusi yang logis, akan ada yang menjaga dan melindungi, plus ada yang bisa ditodong duitnya selain orang tua :lol:. Berhubung terlahir sebagai anak pertama, jadi tidak mungkin kan ya? :mrgreen:

Bagai sebuah kebetulan yang baik, ketika beberapa tahun lalu dipertemukan dengan seseorang yang bisa menjadi sosok kakak yang diidamkan. Dream come true? May be :D. Meski banyak yang meragukan ketulusannya, tapi disadari atau tidak, langsung maupun tidak, terima atau tidak, kehadirannya mampu membawa perubahan besar dalam hidup. Melalui ucapan, gurauan, perhatian, kepedulian, kasih sayang, dan hal-hal sederhana yang dilakukan ternyata mampu mengubah mindset, menumbuhkan percaya diri, semangat, membuat orang lain bisa menjadi diri sendiri, tidak jaim, dan merasa berharga dimatanya. Lebay? Memang …Β  πŸ˜›

Dan selayaknya berhubungan dengan orang lain, tidak selamanya berjalan mulus. Wajar saja ketika dalam perjalanannya terjadi perselisihan, kesalahpahaman, berkurangnya intensitas komunikasi, diomelin kalau susah dikasih tau, sampai pada suatu titik yang mengharuskan untuk berpisah.

Kehilangan? itu pasti banged :-(, tapi ada banyak hal yang harus disadari, dimengerti, dan dipagari, meski kadang sulit untuk diterima tapi tetap harus diterima.

“Ketika kamu kehilangan seseorang dan merasa kesepian, ketahuilah bahwa kamu sedang belajar arti MEMILIKI dan KEBERSAMAAN.” @BijakSAHABAT

Uh yeaaahhh, kalimat yang sederhana tapi susah untuk diterapkan. 😐

Terlepas dari itu semua, akhirnya sadar toh ini dilakukannya untuk kebaikan diri, agar tidak terlalu bergantung padanya, tidak manja, bisa mandiri di atas kaki sendiri, dan lebih percaya diri ke depannya. Hokehh … Let us prove it, I‘ll make you proud of me …. πŸ˜€

@en_deen

#tsaaahhhh :*

 
8 Comments

Posted by on May 30, 2013 in Pengen Nulis

 

Tags: ,

Noto Ati

β€œBoleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

(QS. Al-Baqarah : 216)

Noto ati, tentang menata hati untuk menerima hal-hal yang kadang tidak bisa diterima oleh hati. Ada kalanya yang diperoleh tidak sesuai dengan keinginan dan keinginan tidak selalu bisa diraih.

Kalau hanya menuruti “mau”, pasti banyak yang dimau. Mau cantik, mau ganteng, mau pinter, mau kaya, mau sempurna dan mau punya segalanya. Sangat manusiawi, tapi kembali lagi bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Ada kurang disatu sisi, ada lebih disisi lain, tinggal bagaimana belajar untuk menerima. Sulit? pasti … tapi tidak ada salahnya untuk mencoba belajar, belajar pun tidak langsung pandai kan? πŸ˜€

Cerita Plato dan muridnya, mungkin bisa dijadikan renungan:

Suatu hari Plato didatangi oleh muridnya.

Murid : “Guru, terus terang saya bingung dengan apa yang disebut sebagai CINTA dan PERNIKAHAN. Bisakah guru memberitahu saya seperti apakah cinta dan pernikahan itu.

Setelah sempat berpikir sejenak,

Plato berkata pada muridnya : “Sebelum saya menjawab saya ingin meminta kamu melakukan sesuatu terlebih dahulu. Pergilah ke padang rumput di sebelah utara. Di musim semi seperti ini biasanya padang itu akan ditumbuhi oleh berbagai macam bunga yang indah. Carilah bunga yang menurutmu paling indah dan petiklah satu untuk kamu bawa kemari. Saat kamu menemukan bunga terindah itu, kamu akan menemukan cinta. Tapi ingat!!! Kamu hanya boleh berjalan maju sekali dan tidak boleh mundur lagi.

“Berangkatlah sang murid itu ke padang rumput di sebelah utara. Dan dua jam kemudian ia kembali pada Plato dengan tangan kosong.

Plato : “Mengapa kamu tidak membawa bunga yang kuminta? Apakah di sana tidak ada bunga yang tumbuh?”

Murid itu menjawab dengan wajah suram : “Di sana ada banyak bunga yang indah, Guru. Masalahnya… setiap saya ingin memetik sebuah bunga, saya berpikir bahwa jangan-jangan di depan sana akan ada bunga yang jauh lebih indah. Karena saya terus berpikir demikian, akhirnya saya sampai di ujung padang dan tidak ada bunga lagi di sana.”

Plato mengangguk dan berkata : “Ya, ITULAH CINTA… sekarang saya minta kamu lakukan satu lagi permintaan saya. Pergilah ke hutan di sebelah selatan, dan tebanglah sebuah pohon yang menurutmu paling sehat dan kualitas kayunya paling bagus.”

Pergilah sang murid itu ke hutan di sebelah selatan. Satu jam kemudian murid itu kembali kepada Plato sambil membawa sebatang pohon.

Plato tersenyum dan bertanya : “Apakah kamu sudah menemukan pohon terbaik?”

Murid itu menjawab : “Kali ini saya tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Saya berjalan dan melihat sebuah pohon yang saya rasa sangat baik. Karenanya segera saya tebang dan saya tidak lagi melihat-lihat pohon lain. Saya yakin bahwa pilihan saya tepat dan segera membawanya ke sini.”

Plato mengangguk-angguk. Sesaat kemudian, ia berkata pada muridnya : “ITULAH PERNIKAHAN….

CINTA adalah ketika kamu dapat menahan keinginanmu akan kesempurnaan. Waktu tidak bisa berjalan mundur dan hanya cinta yang memungkinkan kamu menerima apa adanya. Lalu, PERNIKAHAN adalah kelanjutan dari CINTA itu sendiri, yaitu proses untuk mendapatkan kesempatan kedua.

Ketika kamu terlalu menginginkan kesempurnaan dalam pernikahan, maka justru kamu tidak akan mendapatkan apa-apa.”

nyomot dari sini. πŸ˜€

Hidup itu tentang pilihan, dan pilihan manusia bisa jadi salah, bisa juga benar. Tetaplah meminta bantuan dan petunjuk dari-Nya. Semoga mendapat jawaban yang terbaik. Aamiiiin …. πŸ™‚

@en_deen

#Kudus, nyoblos πŸ˜†

 
37 Comments

Posted by on May 22, 2013 in Pengen Nulis

 

Tags: , , ,